Rabu, 18 Juli 2012

UNISBANK SEMARANG


Berdirinya AKUBANK
Pada tanggal 28 April 1968, YPPMI mendirikan Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) dengan satu jurusan, yaitu Jurusan Keuangan dan Perbankan. Selanjutnya pada tanggal 29 November 1984, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 061/0/1984, membuka jurusan baru yaitu Jurusan Manajemen dengan Program Studi Diploma III Manajemen Informatika Keuangan dan Perbankan, dengan status terdaftar.Pada tanggal 15 Mei 1989, Akubank dikembangkan menjadi sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Keuangan dan Perbankan, disingkat STIKUBANK, dengan menambah jenjang pendidikan Diploma IV.


Melihat kebutuhan masyarakat akan lulusan pendidikan tinggi, khususnya di bidang manajemen dan akuntansi yang terus meningkat, maka STIKUBANK dikembangkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) STIKUBANK berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud Nomor 407/DIKTI/Kep/1992 tanggal 26 Agustus 1992, dengan perubahan jurusan Manajemen Program Studi Manajemen Informatika Keuangan dan Perbankan menjadi Jurusan Manajemen Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan, dengan status disamakan.


Untuk melanjutkan Jurusan Manajemen Program Studi D-III Manajemen Informatika Keuangan dan Perbankan, maka pada tahun 1993 YPPMI mendirikan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Stikubank, disingkat AMIK STIKUBANK. Jurusan yang diselenggarakan adalah Jurusan Manajemen Informatika jenjang Program Diploma III, dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 92/D/0/1993, tanggal 23 Juli 1993.




Berdirinya STMIK Stikubank


Untuk lebih meningkatkan keberadaannya dan mengantisipasi kebutuhan global, maka pada tahun 1994 AMIK STIKUBANK dikembangkan lagi menjadi sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Informatikan dan Komputer Stikubank, disingkat STMIK STIKUBANK, dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 086/D/0/1994 tanggal 19 Agustus 1994. Jurusan yang diselenggarakan oleh STMIK STIKUBANK adalah :
a. Jurusan/Program Studi S-1 Manajemen Informatika
b. Jurusan/Program Studi D-III Manajemen Informatika
c. Jurusan/Program Studi S-1 Teknik Informatika.


Pada tanggal 4 Maret 1998, dengan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 76/DIKTI/Kep/1998, Program Studi D-III Manajemen Informatika mendapat Status Diakui.


Untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan oleh pasar, maka STMIK STIKUBANK membuka Program Studi D-I dan D-II Manajemen Informatika, berdasarkan Surat Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Nomor 1727/A/ 0.06.2/AK.10/1998 tanggal 27 Juni 1998. Program Studi D-I dan D-II Manajemen Informatika mendapat Status Diakui, mengikuti status Program Studi D-III Manajemen Informatika.


Satu tahun kemudian, yaitu pada tanggal 24 Maret 1999, Program Studi D-III (termasuk D-I dan D-II) Manajemn Informatika, telah memperoleh Status Disamakan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 71/DIKTI/Kep/1999.
Mengingat sumber daya dipandang cukup memadai, maka pada tanggal 15 Februari 1999, STMIK STIKUBANK menambah jurusan/program studi baru, yaitu Program Studi D-III Komputerisasi Akuntansi dengan status Terdaftar berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 26/DIKTI/Kep/1999. Selanjutnya dalam upaya memenuhi tenaga yang dibutuhkan oleh masyarakat, maka STMIK STIKUBANK membuka program studi baru, yaitu Program Studi D-III Teknik Komputer dengan status Terdaftar berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 164/DIKTI/Kep/2000 tanggal 20 Mei 2000.


Dalam rangka mengimbangi kepercayaan masyarakat kepada STMIK STIKUBANK, maka telah dilakukan upaya proses akreditasi untuk dua Program Studi S-1, yaitu Manajemen Informatika/Sistem Informasi dan Teknik Informatika. Dengan kerja keras seluruh sivitas akademika dan dukungan semua pihak, maka Program Studi S-1 Manajemen Informatika dan Program Studi S-1 Teknik Informatika telah memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN)-PT, dengan peringkat "A" untuk Program Studi S-1 Manajemen Informatika dan peringkat "B" untuk Program Studi S-1 Teknik Informatika. Akreditasi merupakan salah satu cara standardisasi program studi yang dilakukan BAN-PT Perguruan Tinggi.


Sampai dengan tahun akademik 2000/2001, STMIK STIKUBANK mengelola dan menyelenggarakan satu Program Studi D-I, 3 (tiga) Program Studi D-III dan 2 (dua) Program Studi S-1, yaitu :
a. Program Studi D-I Manajemen Informatika (status Disamakan)
b. Program Studi D-III Manajemen Informatika (status Disamakan)
c. Program Studi D-III Komputerisasi Akuntansi (status Terdaftar)
d. Program Studi D-III Teknik Komputer (status Terdaftar)
e. Program Studi S-1 Manajemen Informatika/Sistem Informasi (akreditasi "A")
f. Program Studi S-1 Teknik Informatika (akreditasi "B").

Berdirinya UNISBANK
Dalam perkembangan selanjutnya, antara lain guna mengantisipasi kebutuhan global akan lulusan perguruan tinggi di berbagai bidang ilmu, maka STMIK Stikubank berusaha menambah program studi baru multidisiplin ilmu. Selain STMIK Stikubank, YPPMI juga mengelola STIBA dan STIH Stikubank, oleh karena itu untuk melakukan efisiensi dan optimalisasi pengelolaan tiga sekolah tinggi di bawah satu yayasan sebagaimana tersebut di atas, maka STMIK, STIBA dan STIH Stikubank diupayakan untuk digabung menjadi sebuah Universitas yang dapat menyelenggarakan program studi multiidisiplin ilmu. Untuk maksud tersebut, maka YPPMI telah membentuk Panitia Pendirian Universitas (dengan nama UNIVERSITAS STIKUBANK) dengan susunan :

Penanggung Jawab : 1. H. Hadi Wuryan,S.H.,C.N., M.H.


: 2. FX Budi Dharmakusuma, S.E.

Ketua : Drs. Y. Sutomo,M.M.

Sekretaris : Drs. R. Basiya, M.M.

Anggota : 1. Ir. Lukas Setiawan


: 2. Dr. Ir. V. Priyo Bintoro, M.Agr.


: 3. Ir. Bambang Dwiloka, M.S.


: 4. Nur Aini, S.E.


: 5. Sunardi, A.Md.


Mengacu kepada Keputusan Mendiknas Nomor 234/U/2000 ditetapkan bahwa Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program S-1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial atau lebih, maka "Universitas Stikubank" mengajukan ijin penyelengaraan sebanyak 13 program studi (S-1 dan D-III) untuk memenuhi persyaratan tersebut.


Akhirnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan kerja keras dari seluruh pengurus yayasan dan panitia pendirian yang tanpa kenal lelah serta bantuan dari berbagai pihak, maka keinginan untuk pendirian Universitas Stikubank (gabungan dari STMIK, STIBA dan STIH Stikubank) Semarang, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Pendidikan Nasional dengan Surat Keputusan Ijin Penyelenggaran Program Studi dan Pendirian Universitas Stikubank Nomor 53/D/O/2001 tanggal 5 Juli 2001 dan penandatanganan Surat Pernyataan antara Ketua Yayasan (YPPMI) dan Rektor Universitas Stikubank pada tanggal 13 Juli 2001 di Jakarta. Oleh karena itu sejak tanggal 5 Juli 2001, secara resmi STMIK, STIBA dan STIH Stikubank telah berubah bentuk dan bergabung menjadi UNIVERSITAS STIKUBANK Semarang, dengan mengelola lima Fakultas dan 13 Program Studi, yaitu :
1.
Fakultas Teknologi Informasi, dengan Program Studi :

D-III Manajemen Informatika
D-III Komputerisasi Akuntansi
D-III Teknik Komputer
S-1 Sistem Informasi
S-1 Teknik Informatika
2.
Fakultas Bahasa dan ilmu Budaya, dengan program studi :

D-III Bahasa Inggris
S-1 Bahasa dan Sastra Inggris
3.
Fakultas Hukum, dengan program studi :

S-1 Ilmu Hukum
4.
Fakultas Ekonomi, dengan program studi :

D-III Manajemen Industri
S-1 Manajemen
S-1 Akuntansi
5.
Fakultas Teknik, dengan program studi :

D-III Teknik Elektronika
S-1 Teknik Industri


Ada hal penting yang perlu kita pahami bersama, bahwa nama STIKUBANK bukan sebuah singkatan Sekolah Tinggi Keuangan dan Perbankan, tetapi telah menjadi sebuah nama akronim "Sasana Taruna Informatika dan Komputer untuk Pembangunan dan Kesejahteraan" disingkat "STIKUBANK", sehingga universitas yang didirikan oleh YPPMI dinamakan UNIVERSITAS STIKUBANK disingkat dengan "UNISBANK".


Dalam perjalanan selanjutnya, pada tanggal 14 Maret 2003 Akademi Pariwisata STIKUBANK bergabung dalam Universitas Stikubank dan pada tahun 2007 dilanjutkan dengan STIE STIKUBANK dengan SK Mendiknas No. 106/D/O/2007 tanggal 22 Agustus 2007.
Dengan bergabungnya AKPARTA STIKUBANK dan STIE STIKUBANK, saat ini universitas STIKUBANK memiliki 5 Fakultas dengan 14 Program Studi Pilihan dan Program Diploma Kepariwisataan dengan 2 pilihan Program Studi.
Berdasarkan sejarah berdirinya AKUBANK hingga terbentuknya Universitas STIKUBANK (UNISBANK) hingga saat sekarang ini , maka disepakati bahwa setiap tanggal 28 April merupakan hari Lahirnya UNISBANK Semarang.

Selasa, 22 November 2011

Tata cara berwudhu...

Sebagai pelengkap wajib kita lakukan sebelum mengerjakan shalat adalah wudhu. Pengertian wudhu sendiri adalah mensucikan diri dari segala hadas kecil. Disamping sebagai pengilang hadas kecil, keutamaan dan faidah berwudhu sangat banyak manfaatnya dunia akhirat.

Informasi tentang pengertian, tata cara dan langkah berwudhu dalam syariat islam bisa anda dapatkan sekarang juga. saya akan mengupas informasi pengertian, tata cara berwudhu sebagai berikut.
Niat wudhu
Nawaitul wudhu-a lirof’il hadatsil asghori fardhol lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil karena Allah Ta’ala”.
Tata cara wudhu
a. membaca bismillah
b. membasuh tangan
c. niat wudhu
d. berkumur dan membesihkan gigi (3x)
e. membasuh seluruh muka/wajah sampai rata (sela-sea janggut bila ada) (3x)
f. membasuh tangan hinnga siku merata (3x yang kanan dulu)
g. membasuh rambut bagian depan hingga rata (3x)
h. membasuh daun telinga/kuping hinnga merata (3x sebelah kanan duhulu)
i. membasuh kaki hingga mata kaki sampai rata (3x kanan dahulu)
j. membaca doa setelah wudhu
Doa setelah berwudhu
Assyhadu anlaa ilaha illallaahu wahdahu laa syarikalahu, wa assyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuuluhu
Artinya : “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.
Allahummaj’alnii minattawwabiina waj’alnii minal mutathahiriin
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci”.
Subhanakallahumma wabihamdika assyhadu anlaa ilaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepadaMu”.
Perkara yang membatalkan wudhu
a. mengeluarkan suatu zat dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus). Misalnya buang air kecil, air besar, buang angin/kentut dsb.
b. kehilangan kesadaran baik karena pingsan, ayan, kesurupan, gila, mabuk, dan lain-lain.
c. Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya tanpa tutup.
d. tidur dengan nyenyak, kecuali tidur mikro (micro sleep) sambil duduk tanpa berubah kedudukan.

Cara Belajar Membaca Kitab Kuning

"Siapa yang ingin mengunduh mutiara, mesti harus menyelam. Untuk bisa membaca kitab gundul/kuning dengan cepat mestilah dengan usaha yang maksimal pula. Memang susah-susah mudah. Mengapa ana katakan susah-susah mudah? Sebab semuanya kembali pada: Kehendak-Nya yang memudahkan kita untuk cepat paham atau kehendak-Nya yang membuat kita sulit paham. kemudian metode atau cara kita mempelajarinya. Para thalibul ilmi (penuntut ilmu) yang duduk dibangku pendidikan formal saja banyak yang kesulitan , apalagi yang diluar itu (walau tidak semua bahkan ada yang lebih Allah mudahkan). Memang bahasa Arab itu sangat komplek dan lengkap gramatikalnya apalagi jika kita mempelajarinya loncat-loncat tidak sistematis. Karena kesempurnaannya maka Allah menjadikan bahasa ini sebagai bahasa pengantar Al-Qur’an dan di dalamnya Allah telah memudahkan bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya. Allah berfirman: وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ “Dan sesungguhnya, sungguh telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”(Al-Qamar: 17) Aslinya, bahasa Arab itu sulit tapi Allah mudahkan, Allah telah mudahkan bagi kita dan Allah mudahkan bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Bandingkan dengan bahasa Inggris, apalagi Jepang dan Mandarin yang lebih sulit dan tidak ada jaminan dari Allah untuk memudahkannya tapi ramai peminatnya. Perhatikan lebih baik lagi firman Rabb kita tersebut, ada dua penguat dalam menyampaikan mukjizat ini: La taukid dalam laqad, artinya sungguh/sesungguhnya. Qad, qad jika bertemu dengan fi’il madhi (past tense) maka artinya; sungguh. Maka Allah meyakinkan kita sebagai hamba-Nya bahwa Pencipta kita telah memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari dengan dua penguat; “Dan sesungguhnya, sungguh telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran”. Tips-tips ini semoga bermanfaat bagi antum yang belajar lewat jalur non formal seperti ana, tapi insya Allah juga bermanfaat bagi antum yang duduk di jalur formal.
1) Selalu luruskan niat. Ini yang paling penting dan terpenting, sebab jika pondasinya tidak kokoh maka dikawatirkan akan merusak dunia dan agama sebagaimana sabda Nabi saw: “Tidaklah dua ekor serigala kelaparan di giring kepada satu domba lebih merusak daripada kerakusan seseorang pada agama untuk tujuan kemuliaan dirinya (dimata manusia)”. (Tirmidzi) jadi, belajar hanya untuk mencari ridha Allah.
2) Cita-cita dan tekad baja. Kemauan seseorang ada beberapa tingkatan, yaitu:
* Khathir: yaitu kilasan kemauan, belum ada cita-cita yang kuat
* Taradud: yaitu kemauan yang penuh keragu-raguaan antara ya atau tidak
* Ham: yaitu cita-cita yang kuat tapi indikasinya belum terlihat jelas
* Azzam: yaitu cita-cita disertai tekad baja yang indikasinya bisa terlihat pada tindakan Harus memiliki Ham dulu, mantapkan dalam hati dengan doa yang kuat, semoga Allah karuniakan fadhilah ini kepada kita dan mudahkan. Kemudian jadikan ham tersebut menjadi azzam. Beli buku-buku, kursus, kuliah atau ke pesantren merupakan indikasi dari azzamnya. Jika belajarnya hanya dengan khathir atau taradud saja, ya… tidak akan bisa, mimpi kaleee :) .
3) Istiqamah Ketidak istiqamahan biasanya dari beberapa sebab; Dari diri sendiri, karena malas, putus semangat, salah niat dsb Dari metode atau muallimnya. Jika memang dari hal ini maka sebaiknya komunikasikan dengan muallim
4) Baca sebanyak-banyaknya referensi Semakin banyak buku panduannya insya Allah akan mudahkan kita untuk memahami materi, sebab adakalanya pembahasan di buku lain lebih mudah dicerna dan saling melengkapi.
5) Pahami dahulu baru hafalkan
6) Banyak-banyak praktek Praktek ini sangat menentukan sekali sebab kita akan dipaksa untuk mengulang pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari walaupun praktek ini memerlukan kesabaran, keuletan dan ketekunan tinggi. Sebab bisa jadi untuk membaca 1 baris saja memerlukan waktu 1 jam apalagi jika kosa katanya harus cari satu persatu dalam kamus. Praktek ini ada tiga cara: Praktek sendiri tanpa bimbingan Praktek dengan pendampingan orang yang lebih ahli Ikut kajian kitab Antum wajib memiliki kamus sebagai pendamping, lulusan Madinahpun masih butuh kamus. Kamus Mahmud Yunus (warna hijau) sudah cukup sebagai sarana pendukung, harganya tidak sampai Rp 50.000. Jika antum memiliki dana lebih, kamus Al-Munawir lebih baik. Selama ini, untuk membaca kitab (mulai dari tahun 99-2010) ana hanya menggunakan Kamus Mahmud Yunus (bahkan punya dua buah karena yang satu sudah kulu-kulu) dan alhamdulillah mencukupi. Ada kamus lain yang sangat efektif dan baru ana coba pada 24 sep 10 kemarin, yaitu menggunakan google translate arab – indonesia, tentu membutuhkan akses internet. Google translate bahkan dapat menerjemahkan kalimat bukan hanya perkata. Memang sih, kadang penerjemahannya agak membingungkan tapi sangat membantu untuk membaca kitab. Kelemahannya adalah, kita tidak dapat menemukan arti yang berdekatan dan perubahan fi’ilnya, maka kembali ke kamus.
7) Kesadaran bukan semangat Belajar atau bekerja hanya berlandaskan semangat belaka akan luntur tatkala kesemangatan luluh. Jadi belajar dengan kesadaran, kesadaran akan pentingnya serta hukum wajibnya mempelajari bahasa Arab. Perlu digaris bawah, alhammu muhimmah; semangat itu penting, kesadaran itu wajib!
8) Ajarkan pada orang lain Dengan mengajarkan kepada orang lain, ilmu kita akan bertambah justru seringkali kita paham akan suatu bab tatkala hendak mengajarkan pada orang lain.
9) Berdoa sungguh-sungguh Fa izda azamta fatawakal alallah Bila antum telah dikarunia kemampuan membaca kitab kuning, jangan takabur tapi bersyukur. Bacalah doa: Rabbi auzi’ni an asykura ni’mataka a’laiya… (Rabbku, jadikanlah aku mencintai untuk selalu bisa bersyukur atas nikmat Engkau limpahkan kepadaku… dst)
Demikian semoga bermanfaat.

Jembatan Ampera Gawat


Jembatan Ampera mulai dibangun pada 1962 dan selesai 1964. Jembatan ini didanai dari biaya rampasan perang Jepang yang berhasil diperjuangkan masyarakat Palembang semasa pemerintahan Soekarno.
 
Awalnya, jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno. Namun sejak 1965 berganti nama jadi Jembatan Ampera.
 
Spesifikasi jembatan ini memiliki panjang 1.177 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 11,5 meter di atas permukaan Sungai Musi. Letaknya di antara kampung 16 Ilir hingga menjangkau 7 Ulu melintasi sungai terbesar di Kota Pempek.
 
Dulu, sejak selesainya pembangunan sampai 1974, bentang tengah Jembatan Ampera dapat diangkat naik-turun secara hidrolik. Tapi karena korosi (karat) kini bagian itu tidak dapat lagi difungsikan.
 
Berulang kali terjadi insiden yang bisa-bisa merusak Jembatan Ampera. Seperti tiang jembatan ditabrak kapal. Terakhir, ,, kebakaran di bawah kolong Jembatan Ampera di kawasan Pasar Terminal 7 Ulu mengakibatkan kerusakan serius pada jembatan kebanggaan Wong Kito ini.
 
Berbagai kekhawatiran turut merebak seiring insiden tersebut. Apakah Jembatan Ampera akan bertahan lama atau rubuh dalam waktu yang tidak terduga?
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.
Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara.Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.

Keistimewaan

Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini

Minggu, 20 November 2011

jadwal dan skor sea game football

AYOOO...DUKUN TRUS TIMNAAS INDONESIA SELALU INDONESIA PASTI BISA AMIEN.......!!!!












Selasa, 15 November 2011

Pondok Pesantren ASY SYARIFAH......


PONDOK PESANTREN ASY SYARIFAH Ini di dirikan atau di Susun oleh K.H. WAHAB MAHFUDHI yang terletak di Desa Brumbung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
pondok asy syarifah adalah pondok terbersih di daerah demak tidak itu juga Ada yang menarik dalam shalat sunah yang dilakukan saat Ramadan di pondok tersebut. Yaitu dalam setiap shalat tarawih, ada dua juz atau sekitar empat belas lembar Alquran yang dibaca.
''Setiap shalat tarawih membutuhkan waktu sekitar dua jam,'' ucap Umi yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren yang khusus mencetak penghafal Alquran (hafizah) tersebut. Namun shalat tarawih dua juz tersebut hanya berlangsung separo Ramadan pertama. ''Separo Ramadan kedua hanya membaca surat-surat madaniyah (surat panjang dalam Quran). Sebab, pada 21 Ramadan banyak santri yang pulang kampung,'' ucap Umi.
Murid Hajar Jariyah dari Pondok Pesantren Asy-Syarifah Brumbung itu juga mengatakan, meskipun hafal Quran, dalam bertindak sebagai imam dia juga perlu didampingi orang-orang yang menyimak bacaannya.
''Biar kalau ada yang keliru bisa dibetulkan,'' tutur istri Pujiono, pemilik PT Sinar Lendoh Terang tersebut. ''Berbeda dengan shalat di Makkah, tidak perlu disimak, sebab makmum di barisan pertama biasanya hafal Quran semua,'' lanjut wanita yang selalu berjilbab itu.
Nuansa Ramadan di pondok yang didirikan pada 2000 tersebut hampir tidak berbeda dengan hari-hari biasa. Bisa dikatakan Ramadan sepanjang bulan di pondok tersebut. Pasalnya, setiap hari setiap bulan selama dua puluh empat jam nonstop selalu ada santri yang membaca Al Quran di aula pondok tersebut.

''Hal itu sudah dilakukan sejak Juli 2000. Santri bergantian membaca Quran selama dua puluh empat jam,'' terang Pujiono. Dia juga mengatakan, pondok pesantren yang kini memuat lebih dari 300 santri putri dan 100 lebih santri putra, setelah Lebaran akan membuka penerimaan santri baru.

Menurutnya, santri harus sungguh-sungguh belajar tanpa terganggu atau diselingi aktivitas lainnya. Umi juga menuturkan, santri akan kesulitan menghafal Quran jika disambi sekolah. ''Mayoritas santri di sini lulusan SMA atau aliyah dan MTs atau SMP, sedangkan sisanya lulusan MI atau SD.pondok pesantren asy syarifah juga mempunyai sekolah sendri yaitu Mts sama MA asy syarifah dah fasilitas yang lengkap dan terjangkau, santri di pondok asy syarifah berasal berbagai daerah dari mulai jakarta, semarang, Demak, kudus, Magelang, Purworejo, Brebes, Madiun, bahkan ada yang dari pulau jawa yaitu Sumatra, DLL.''(by: TOHARI AHMAD)''....

SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA PONPES ASY SYARIFAH


A. PERIODE AWAL
Sejarah berdirinya pondok pesantren Asy-Syarifah tidak terlepas oleh peran dari seorang putra KH. Thoyyib bin Ibrohim, yang bernama Wahab Mahfudli. Setelah pernikahan beliau dengan ibu Hajar Djariyah Al Hafidhoh pada tahun 1971, secara bertahap pada awal tahun pernikahannya mulai dipercaya oleh masyarakat untuk memberi bimbingan / belajar Alqur’an. Pada tahap berikutnya sekitar tahun 1973, ada tiga orang santri putri yang ingin menimba ilmu khususnya dibidang Alqur’an. Karena belum adanya kamar bagi santri, maka dengan penuh kerelaan dan keikhlasan mereka ditempatkan di rumah. Dorongan dan kepercayaan dari masyarakat semakin meningkat, hingga pada tahun 1974 secara resmi mulai menerima santri yang ingin belajar mendalami Alqur’an baik yang Bin Nadlor maupun Bil Ghoib. Tidak seperti awal penerimaan santri pertama, pada periode ini santri sudah disediakan fasilitas secara permanen, walaupun masih sederhana. Perkembangan santri yang kian bertambah, menjadikan pemikiran tersendiri bagi pengasuh untuk menambah fasilitas pesantren. Berkat adanya dukungan dan dorongan dari pihak-pihak yang berkompeten, kebutuhan sarana santri sedikit demi sedikit dapat terealisasikan. Kemudian secara bertahap dapat membangun sarana pesantren diantaranya musholla, dapur, kamar mandi dan lain-lain. Adanya fasilitas yang memadahi semakin menambah semaraknya kegiatan di pesantren, banyak dari orang tua di sekitar Kabupaten Demak yang menitipkan putranya untuk menuntut ilmu,. Maka dengan keberadaan santri yang sudah cukup banyak, menjadi modal bagi pengasuh untuk mengembangkan Madrasah yang sudah berdiri sejak zaman KH. Thoyyib Ibrohim, yaitu Madrasah Diniyah Salafiyah Ath Thoyyibiyah.

B. PERIODE PERKEMBANGAN
Pada periode perkembangan ini, dimulai pada tahun 1990-an pondok pesantren Asy-Syarifah mendirikan Pendidikan Taman Alqur’an ( TPQ ) yang dikhususkan bagi anak-anak setingkat TK atau SD/MI. Kemudian pada tahun 1995 mengajukan permohonan pendirian Madrasah Tsanawiyah Kurikulum, hal ini didasari atas desakan dari masyarakat dan alumni yang menginginkan adanya sekolah formal atau bentuk kurikulum di lingkungan pondok pesantren Asy-Syarifah. Setelah menunggu proses yang panjang dan cukup waktu, maka pada tahun 1996 Madrasah Tsanawiyah Asy-Syarifah dibuka secara resmi. Keberadaan lembaga pendidikan khususnya di Kabupaten Demak pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan penyiapan sumber daya manusia yang handal dan tangguh. Secara kompetitif kebanyakan dari lembaga pendidikan mengutamakan mutu dan kwalitas. Atas dasar hal tersebut Pondok Pesantren Asy-Syarifah mulai tahun 2007 memberanikan diri untuk membangun sebuah system pendidikan terpadu yang modern, yang arah tujuannya adalah untuk membentuk generasi yang tangguh, cerdas, disiplin dan berwawasan luas baik dibidang ilmu pengetahuan maupun agama. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu rancangan konsep yang tepat dan terarah, terutama sarana maupun prasarana yang memadahi. Konsep Base Camp School merupakan metode yang tepat dan efektif untuk diterapkan nanti, hal ini sejalan dengan kemajuan dunia pendidikan sekarang. Diharapkan melalui sarana pembelajaran ini, nantinya akan menghasilkan produk lulusan yang unggul, mumpuni dan berdaya guna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Itulah sekilas profil singkat Pondok Pesantren Asy-Syarifah, mulai dari periode awal sampai perkembangannya saat ini. Mudah-mudahan akan tetap dapat berkiprah terus menerus, demi untuk menegakkan syiar agama dan melanjutkan amanah pendidikan.

C. LAMBAGA DI PONDOK PESANTREN ASY-SYARIFAH
1.Lembaga Formal No Nama Lembaga Status Berdiri Thn 1 Taman Pendidikan Alqur’an - 1990 2 Madrasah Diniyah Salafiyah - 1974 3 Madrasah Tsanawiyah Terakreditasi B 1995 4 Madrasah Aliyah Terdaftar 2007
2. Lembaga Non Formal No Kegiatan Waktu Keterangan 1 Tahfidhul Qur’an Setiap Hari kecuali Jum’at Pa / Pi 2 Sema’an Alqur’an Alumni Jum’at Putri 3 Pengajian Kitab Setiap Hari Pa / Pi 4 Pengajian Thoriqoh Selasa / Rabo Pa / Pi 5 Pengajian Malam Ahad Sabtu Malam Putri 6 Pengajian Bin Nadlor Setiap hari kecuali Jum’at Pa / Pi

D. KEADAAN SANTRI ASY-SYARIFAH
Keadaan kwantitas Santri pada setiap tahunnya bertambah, hal ini bisa dilihat dari data dalam ( 5 ) lima tahun terakhir : No Tahun Jumlah 1 2003 – 2004 jumlahnya ada 550 santri  thun 2004 – 2005 (585 santri)
2005 – 2006 (620 santri)  2006 – 2007 (650 santri) 2007 – 2008 ( 720 santri) 2008- 2009 (725 santri) 2009-20010 (743 santri) 2010- 2011 ( 753 santri)....